Hampir semua perusahaan memiliki beragam data yang tersebar dalam bentuk database, seperti data penerimaan pembayaran dari pelanggan, penjualan produk, pengiriman, pembatalan, dan pengembalian. Data dikumpulkan dengan menggunakan system yang berbeda dan dalam bentuk ribuan table. Tapi sayangnya, sebagian data terkubur dan belum sempat di katalog, sehingga para analis tidak bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam perusahaan.
Tamr merupakan platform yang menghubungkan dan menyatukan beragam data. Platform ini menyusun data internal dan eksternal supaya rapi, mudah diketahui letaknya, sehingga dapat digunakan untuk analisis. Hal ini memungkinkan para analis mempunyai pandangan 360 derajat terhadap perkembangan dan kelanjutan bisnis.
Keunggulan Tamr dengan mengandalkan inovasi kecerdasan buatan supaya mesin bisa belajar sendiri dan dibimbing oleh tenaga ahli. Kombinasi antara mesin dan manusia membuat semua sumber data dapat diintegrasikan, sehingga memperluas visibilitas terhadap semua jenis data yang dimiliki oleh perusahaan.
Setelah mengidentifikasi sumber data, maka para analis lebih mudah memahami hubungan antara berbagai data pelanggan, melakukan optimasi penyediaan produk, mengatur pengiriman, mengelola uji-coba, dan lainnya. Keberadaan data memberikan pandangan lebih luas bagi eksekutif pengambil keputusan (CEO, CFO) terhadap kelangsungan bisnis.
Tamr didirikan pada tahun 2013 di kota Cambridge oleh professor Michael Stonebraker, Ph.D., yang juga sebagai pelopor pengelolaan database dan penggunaan data besar untuk bisnis intelijen. Minggu ini mengumumkan penerimaan pendanaan putaran kedua (Seri B) sejumlah $25,2 juta dollar yang diberikan oleh Hewlett Packard Ventures, Thomson Reuters, dan MassMutual Ventures. Putaran pendanaan ini juga didukung oleh beberapa investor dari penyedia modal kerja sebelumnya, termasuk NEA and Google Ventures. Sejak didirikan sudah mengumpulkan dana lebih dari $42 juta dollar.
(Image: top right, Tamr logo)
Leave a Reply