Presidential Innovation Fellows: memadukan individu berbakat dan terampil dengan tenaga ahli dari pemerintah Amerika

Presidential-Innovation-Fellows-logoPresidential Innovation Fellows merupakan suatu inisiatif untuk memadukan individu berbakat dan terampil yang bukan pegawai pemerintah, dengan satu tim tenaga ahli dari pemerintah Amerika. Program ini bekerja seolah-olah seperti sebuah pasangan, atau perpaduan antara tenaga ahli swasta dengan inovator dari pemerintah. Tujuannya untuk membangun sebuah proyek bersama, seperti mendirikan perusahaan startup. Program ini pertama kali diluncurkan dua tahun lalu oleh Office of Science and Technology Policy (Kantor Sains dan Teknologi di istana Gedung Putih) dibawah pemerintahan Presiden Obama.

Pemilihan peserta Presidential Innovation Fellows sudah dilakukan dua kali putaran. Setelah dua kali, ternyata dampaknya yang sangat besar terhadap pemerintah federal. Banyak penemuan dari kemitraan antara swasta dan negeri sudah dikembangkan, supaya pegawai negeri bekerja lebih baik bagi rakyat Amerika. Proyek-proyek terkemuka dari dua putaran tsb. termasuk meningkatkan respon pemerintah terhadap bencana alam, memudahkan perusahaan melakukan bisnis dengan pemerintah federal, menyediakan data pemerintah secara terbuka untuk memacu inovasi produk baru dan membuka peluang pekerjaan, memudahkan rakyat Amerika membuat catatan kesehatan mereka, dan menciptakan peralatan mengukur penggunaan energi bagi keluarga Amerika supaya mengurangi ketergantungan terhadap tenaga listrik.

Presidential-Innovation-Fellows-photo-homepage

Minggu ini Presidential Innovation Fellows membuka peluang bagi individu berbakat dan terampil untuk mendaftarkan diri mengikuti putaran ketiga. Para pendaftar biasanya memiliki keterampilan dan keahlian di bidangnya dengan profesi sebagai desainer, pengembang, insinyur, penemu, analis data, pengusaha, dan lain sebagainya. Pendaftaran dapat dilakukan melalui situs web Presidential Innovation Fellows yang berada dibawah naungan Gedung Putih.

Menurut situs web Gedung Putih, pada putaran ketiga ini peserta akan ikut mengambil bagian dalam 14 proyek. Putaran ketiga akan dibagi atas tiga bagian fokus, termasuk:

  • Mengelola administrasi dan pembukuan para veteran dalam bentuk digital. Hal ini memberikan pengalaman dan layanan terbaik bagi veteran, supaya lebih cepat mengakses ke layanan. Dengan mengandalkan teknologi digital, maka setiap veteran dapat mengklaim permasalahan untuk segera dituntaskan, terutama yang selama ini masih tersendat-sendat.
  • Memicu inovasi penggunaan data untuk meningkatkan pengalaman hidup bagi bangsa Amerika. Memberi kebebasan bagi perusahaan, pengusaha, warga negara, untuk mengakses data dalam format yang bisa dibaca melalui perangkat komputer. Dengan memanfaatkan data besar, diharapkan akan memicu inovasi pengembangan produk baru, jasa, dan membuka peluang lowongan kerja.
  • Meningkatkan partisipasi dari rakyat sebagai sumber daya kolektif dalam hal mengumpulkan informasi dan menemukan solusi. Dengan melibatkan khalayak ramai untuk memecahkan tantangan yang akan dihadapi, seperti ancaman asteroid dari luar angkasa, memperbaiki system hak paten, dan mendulang data prestasi kerja pemerintah.

Sejak pertengahan tahun 2007, Amerika dilanda resesi ekonomi. Banyak kebijakan pemerintah di bawah pimpinan Presiden Obama untuk memulihan ekonomi. Salah satunya adalah memicu pengembangan inovasi teknologi di sektor produk, jasa, informasi komputer, dan Internet. Inisiatif untuk memadukan individu berbakat dengan keahlian khusus dan terampil dari swasta dengan pegawai pemerintah, merupakan suatu program yang sudah menunjukkan keberhasilannya.

Pada musim gugur tahun 2013, program yang sama ditiru oleh walikota San Francisco dalam skala yang lebih kecil, yang dikenal dengan “entrepreneur-in-residence” (EIR).  Program EIR dipakai untuk memikat pengusaha yang memiliki keahlian di bidang komputer, transportasi, kesehatan, keuangan, dan bekerja sama dengan pegawai negeri di balaikota untuk menciptakan suatu produk atau jasa baru, demi kemajuan pemerintah dan masyarakat di kota.

Kalau kota San Francisco sudah berani memfotokopi program dari pemerintah pusat untuk memajukan kota Golden Gate ini, tidak ada salahnya bagi negara-negara lainnya, seperti pemerintah Indonesia, untuk mencontoh program kerja dari Amerika. Pemerintah Indonesia dapat segera membuka program perpaduan SDM berbakat dari swasta dan pemerintah, seperti menggalakkan pembangunan perkilangan dan pengolahan sumber daya alam dan mineral di dalam negeri (misalnya, mengembangkan inovasi teknologi peralatan smelter yang lebih handal). Demikian pula pemerintah Indonesia harus lebih agresif mengandalkan teknologi digital untuk menciptakan suatu pemerintahan yang lebih efisien dan bersih (misalnya, mengurangi keperluan surat-surat dalam bentuk cetak).

(Images: top right, Presidential Innovation Fellows logo; middle, Presidential Innovation Fellows homepage; bottom, click here to watch a video about the Presidential Innovation Fellows)

Trackbacks

  1. […] Amerika terus berupaya untuk meningkatkan SDM melalui berbagai program, supaya warga negara bisa bersaing di era ekonomi berbasis teknologi. Tidak ada salahnya kalau […]

Leave a comment