Dengan kemajuan inovasi teknologi berbasis cloud, maka semakin banyak informasi dalam bentuk digital yang disimpan di server-server. Beberapa tahun terakhir ini, perusahaan raksasa teknologi di Amerika berlomba-lomba membangun pusat data (data center) yang tersebar di segala penjuru dunia, supaya memudahkan pelanggan mengakses file mereka dengan cepat.
Ada beberapa kriteria untuk menemukan lokasi terbaik untuk membangun sebuah pusat data, seperti kebutuhan lahan yang sangat besar, tersedianya sumber tenaga listrik, akses Internet super-cepat, keamanan (tahan gempa bumi dan banjir), keringanan membayar pajak bangunan, dan lain sebagainya. Demikian pula, perusahaan raksasa teknologi juga berusaha menghemat biaya listrik dengan mengandalkan energi yang bisa diperbaharui, seperti memanfaatkan tenaga air dari sungai dan tenaga matahari, untuk menyediakan pembangkit listrik dan sistem pendinginan mesin.
Sejak awal tahun 2012, raksasa teknologi Apple dan Facebook sudah membangun pusat data di negara bagian Oregon dengan memanfaatkan aliran sungai Columbia. Oregon memang menjadi incaran untuk pembangunan pusat data dari perusahaan teknologi di Amerika.
Menjelang akhir minggu ini CNET mengungkapkan rencana perusahaan mesin pencari Google untuk membangun sebuah pusat data raksasa terapung di dekat perairan kota San Francisco. Menurut hasil pemantauan pengamat CNET di dekat lokasi pusat data tsb dan juga berdasarkan sekilas tanya-jawab dengan penduduk lokal bahwa banyak diantara mereka yang mengetahui Google memegang peran penting dalam proyek tersebut.
CNET juga menambahkan bahwa Google sudah menerima hak paten pada tahun 2009 dengan tujuan membangun pusat data berbasis di atas air. Ketika mengajukan hak paten tsb, Google ingin membangun pusat data terapung dengan memanfaatkan tenaga air laut sebagai alat pendingin server-server yang tersimpan dalam peti kemas (container).
Ada beberapa keuntungan bagi Google untuk membangun proyek sebesar ini di atas air. Pertama, biaya pembebasan tanah yang sangat mahal di kota San Francisco. Kedua, membangun pusat data dekat dengan markasnya di Silicon Valley sehingga mempercepat akses. Ketiga, negara bagian California khususnya kota San Francisco terkenal sebagai pusat gempa bumi, maka server-server yang tersimpan dalam peti kemas akan lebih aman terapung di atas air daripada disimpan di darat. Keempat, pusat data yang bersifat knock-down sehingga memudahkan server-server yang disimpan di dalam peti kemas dipindah ke tempat lain dan diperbaiki. Kelima, memanfaatkan tenaga air laut untuk mendinginkan server-server akan meningkatkan image perusahaan yang membudayakan cinta lingkungan.
(Images, top right, Google logo; middle center, Google floating data center by CNET; bottom, Google 2009 patent)
Leave a Reply