Silicon Valley sudah sejak lama dikenal sebagai pusat inovasi teknologi di Amerika, tetapi beberapa tahun terakhir ini perusahaan obat-obatan juga mulai berperan untuk meningkatkan ekonomi kawasan ini. Minggu ini perusahaan obat-obatan modern Vivus yang berkantor pusat di Silicon Valley menerima ijin untuk memproduksi dan menjual pil yang digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi (penyakit impotensi). Perusahaan obat ini letaknya tidak jauh dari kantor pusat mesin pencari Google di kota Mountain View, California.
Inovasi obat baru dengan bahan dasar terdiri dari avanafil ini dinamakan Stendra, yang digunakan untuk membantu laki-laki yang menderita penyakit impotensi. Hasil riset dari Vivus menyatakan bahwa Stendra bisa membantu laki-laki yang bermasalah untuk siap melakukan hubungan seksual dalam waktu 15 menit, dibandingkan obat sejenis seperti pil warna biru Viagra (yang dibuat oleh Pfizer), Cialis dan Levitra, yang baru mampu bekerja setelah 30 menit sampai satu jam. Viagra adalah pil pengobatan ereksi disfungsi yang paling laris di Amerika dengan omzet mencapai $2 miliar per tahun.
Sudah lebih dari 10 tahun Food and Drug Administration (Badan Pengawasan Makanan dan Obat) di Amerika tidak pernah mengeluarkan ijin untuk memproduksi pil untuk pengobatan disfungsi ereksi. Keputusan yang ditunggu-tunggu oleh Vivus cukup menggembirakan perusahaan ini yang mana pada bulan Februari lalu menerima persetujuan awal untuk memproduksi pil obesitas yang dinamakan Qnexa. Pil Qnexa diperkirakan akan menerima ijin produksi dari FDA pada tanggal 17 Juli yang akan datang. Setelah menerima ijin untuk memproduksi Stendra, Vivus saat ini berdialog dengan beberapa calon mitra untuk memasarkan obat ini. Kalau semua perijinan untuk memproduksi obat-obatan modern berjalan lancar, perusahaan Vivus diperkirakan akan menjadi bintang baru di Silicon Valley dalam waktu tidak lama lagi.
(Images: top, Stendra logo; bottom, Qnexa obesity pil)
































Leave a comment