Infer: mengandalkan data intelijen untuk memprediksi pelanggan, membantu pemasar dan penjual meningkatkan konversi

Penggunaan data intelijen untuk melakukan prediksi pelanggan semakin meledak di dunia bisnis. Sayangnya, masih banyak perusahaan mengalami kesulitan untuk menafsirkan informasi yang dikumpulkan dari pelanggan mereka. Para pemasar dan penjual terus ingin tahu apa yang memotivasi pelanggan berbelanja. Sedangkan informasi yang berguna tersebar di berbagai system dan belum terstruktur dengan baik, seperti Google Analytics, Salesforce, dan lainnya.

Infer seolah-olah seperti pekerjaan seorang ahli nujum, yang dapat memprediksi potensi pelanggan yang akan menghabiskan uang berbelanja di toko online. Dengan mengandalkan inovasi teknologi dari startup Infer, para pemasar dan penjual dapat segera mengetahui seberapa besar kemungkinan potensial pelanggan membeli produk dan jasa, sehingga dapat meningkatkan konversi.

Infer menggunakan analisis yang dapat memprediksi waktu yang dibutuhkan potensial pelanggan membeli produk. Dengan menyediakan data yang akurat, akan membantu para pemasar dan penjual untuk segera mengambil tindakan memenangkan pelanggan.

Daftar klien yang sudah menggunakan teknologi Infer termasuk AdRoll, Cloudera, New Relic, Nitro, SurveyMonkey, Tableau, Xactly, dan Zendesk.

Infer didirikan pada tahun 2010 di kota Palo Alto, California. Minggu ini mengumumkan penerimaan pendanaan putaran kedua (Seri B) sejumlah $25 juta dollar. Penyedia modal ventura termasuk Redpoint Ventures, Andreessen Horowitz, Social+Capital Partnership, Sutter Hill Ventures dan Nexus Venture Partners. Sejak didirikan sudah mengumpulkan modal kerja sejumlah $35 juta dollar.

(Images: top right, Infer logo; middle left, Infer model overview via a blog post)