Alat bantu mengelola pekerjaan dan proyek biasanya banyak digunakan oleh tim IT, termasuk mengatur jadwal kerja pengembang perangkat lunak, aplikasi, dan situs web. Kalau dulu hanya digunakan IT, tapi sekarang tim kerja lain di perusahaan juga mengandalkan alat bantu untuk manajemen proyek, termasuk tim kerja pemasaran, tim layanan pelanggan, dan lainnya.
Workfront menyediakan alat bantu yang lebih inovatif dan lebih lengkap daripada pesaingnya, seperti Asana dan Atlassian. Workfront membantu tim menangani semua jenis pekerjaan dari suatu proyek, merancang alur kerja, mengelola persetujuan dari pemimpin, mencatat persyaratan, memeriksa status kerja sampai pekerjaan tuntas, dan mengatur langkah-langkah untuk meluncurkan produk.
Kehadiran alat bantu seperti Workfront akan meningkatkan produktivitas dan membantu tim menjalin kolaborasi antara pekerja dari beberapa departemen. Keunggulan solusi dari Workfront termasuk mengurangi jumlah pertemuan membahas status proyek dan menyingkatkan penulisan email yang berlebihan untuk menerangkan suatu proyek.
Workfront menjalin kemitraan dengan ribuan perusahaan di seluruh dunia. Daftar klien termasuk, Adobe, Cars.com, Cisco Systems, Comcast, Disney, HBO, House of Blues, iProspect, Kellogg’s, REI, Schneider Electric, Sony, Tommy Hilfiger, Trek, dan VistaPrint.
Workfront berbasis di kota Lehi, Utah dan didirikan pada bulan Maret 2001. Sebelumnya menggunakan nama perusahaan sebagai AtTask, baru pada bulan Januari 2015 mengganti nama menjadi Workfront. Perusahaan ini sudah membuka kantor cabang di negara Inggris, Tiongkok, dan Jepang. Minggu ini mengumumkan penerimaan pendanaan putaran ke-lima (Seri E) sejumlah $33 juta dollar yang dipimpin oleh JMI Equity dan didukung oleh Greenspring Global Partners dan Atlas Peak. Sejak didirikan sudah mengumpulkan modal kerja sejumlah $95 juta dollar.
(Images: top right, Workfront logo; middle left, Workfront homepage)
Leave a Reply