Dunia pendidikan di Amerika agak tergoncang saat ini karena tidak mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk sektor teknologi. Hampir semua perusahaan teknologi di Silicon Valley membutuhkan tenaga ahli yang memiliki kepandaian dalam matematika, sedangkan kemampuan siswa di Amerika dalam matematika terus merosot dan sudah mencapai peringkat ke 26 di dunia.
Untuk menanggulangi ketinggalan dalam matematika, sekolah-sekolah dasar dan menengah mulai memanfaatkan kekuatan teknologi untuk membantu guru-guru memberikan instruksi tentang pelajaran matematika, supaya bisa memotivasi siswa belajar dan sekaligus menunjang akademik siswa. Penggunaan perangkat teknologi di kelas diharapkan akan mendorong siswa di Amerika untuk tetap kompetitif dalam menyosong ekonomi secara global.
DreamBox Learning menyediakan produk untuk belajar matematika secara online. Ketika pertama kali diluncurkan pada Januari 2009, pelajaran masih menggunakan komputer PC. Sejak penggunaan iPad semakin meningkat di Amerika, maka platform ini bergeser ke sistem operasi Apple iOS dan dapat digunakan untuk semua tablet jenis iPad.
DreamBox menawarkan kurikulum matematika yang sudah dipakai oleh sekolah-sekolah di Amerika dan dikombinasikan dengan kemajuan inovasi teknologi, sehingga menciptakan aplikasi yang memotivasi siswa belajar secara tepat di dalam kelas maupun di luar kelas. Demikian pula kurikulum bisa disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.
Startup DreamBox didirikan di kota Bellevue, Washington, pada tahun 2006 oleh mantan eksekutif Microsoft Ben Slivka dan mantan eksekutif UI Evolution Lou Gray. Negara bagian Washington merupakan pusat teknologi terkemuka di dunia, termasuk sebagai markas raksasa perangkat lunak Microsoft dan raja e-commerce Amazon.
Startup ini sudah memenangkan puluhan penghargaan dari dunia pendidikan dan teknologi. Baru-baru ini memenangkan penghargaan “Readers’ Choice Top 100 Products” (top-100 produk) yang diberikan oleh lembaga pengelola sekolah-sekolah di Amerika District Administration setelah menyeleksi 1.800 peserta.
Minggu ini DreamBox mengumumkan penerimaan modal kerja putaran pertama (Seri A1) sejumlah $14,5 juta dollar yang dipimpin oleh CEO Netflix Reed Hastings yang sudah mendirikan organisasi penyedia modal untuk kemajuan sekolah yang dikenal dengan the Charter School Growth Fund. Pendukung modal lainnya termasuk investor John Doerr, Deborah Quazzo, dan perusahaan investasi GSV Capital Corp. Sebelumnya pada tahun 2011 DreamBox sudah menerima modal awal sejumlah $11 juta dollar. Sejak didirikan DreamBox sudah mengumpulkan dana sejumlah $25,5 juta dollar. Dana baru akan dipakai untuk pengembangan inovasi produk dan meningkatkan bisnis operasi dengan sasaran sekolah-sekolah tingkat kabupaten.
(Images: top right, DreamBox logo; middle left, DreamBox app for iPad, screenshot via Apple App Store)
Leave a Reply