Kongres Amerika meloloskan undang-undang ponsel ‘unlocking’ memudahkan konsumen beralih operator atau ke luar negeri

Sejak petisi mendukung legalisasi perangkat ponsel ‘unlocking’ diperkenalkan pada tanggal 24 Januari 2013 lalu, ada 114.332 warga Amerika yang menandatanganinya di situs resmi milik istana Gedung Putih. Ternyata pemerintahan presiden Obama menyetujui petisi tsb., yang mana kemudian menyodorkannya ke Kongres yang bertanggung jawab memberikan keputusan terhadap undang-undang ponsel ‘unlocking.’

Pada hari Jumat tanggal 25 Juli 2014 ini, Kongres Amerika dengan suara bulat berhasil meloloskan undang-undang yang mengharuskan operator seluler memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk melakukan ‘unlocking’ terhadap perangkat ponsel mereka. Sebelumnya pada tahun 2012, Kongres menyatakan ponsel ‘unlocking’ menyalahi hukum hak cipta di Amerika. Tetapi dengan keputusan Kongres akhir minggu ini, maka akan memudahkan perdagangan ponsel bekas dan juga membantu sebagian besar konsumen mengirit biaya membeli perangkat baru. Undang-undang ini sudah di kirim ke meja presiden Obama, dimana presiden berjanji akan segera menandatangani dan selanjutkan menjadi hukum yang berlaku di Amerika.

Keuntungan ‘unlocking’ bagi konsumen supaya memudahkan mereka beralih operator, misalnya dari operator AT&T ke T-Mobile. Selama ini konsumen diharuskan meneken kontrak jangka panjang (minimal dua tahun), tetapi setelah kontrak habis, mereka tidak dapat menggunakan perangkat yang sama di operator lainnya. Demikian pula bagi yang sering bepergian ke luar negeri, undang-undang baru ini akan memudahkan konsumen memakai kartu ponsel pra-bayar yang dijual di negara lain.

Pendukung petisi menyambut dengan suka cita atas usaha keras mereka yang berdampak positif terhadap konsumen di Amerika. Praktek kerja ini sangat memukau, karena para aktivis membela kepentingan konsumen dengan memanfaatkan situs resmi istana Gedung Putih. Ini bisa terjadi karena kemajuan inovasi teknologi telah memungkinkan setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi secara online dan mereka juga bersedia mendukung suatu isu penting yang mereka peduli. Dengan adanya jalur resmi milik negara, maka kelak para aktivis akan lebih aktif mendukung petisi-petisi lainnya demi kepentingan masyarakat umum.

Contoh penggunaan teknologi untuk menggalang dukungan masyarakat yang sudah diterapkan di negara Amerika juga bisa dikembangkan di Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi seluler, para aktivis dapat memakai model kerja diatas, supaya semua warga negara bisa ikut berpartisipasi mendukung suatu petisi, yang mana dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

(Images: top right, USA flag; bottom left, comparing iPhone)