Toko online mengumpulkan berbagai macam data pengunjung, jenis barang yang terjual, jumlah klik ke formulir pemesanan, dan lain sebagainya. Data pengunjung biasanya dikumpulkan lewat Google Analytics, sedang data penjualan dikumpulkan lewat data transaksi kartu kredit. Sebagian besar data digunakan untuk menunjang perbaikan situs e-commerce, supaya dirancang semaksimal mungkin untuk meningkatkan konversi.
Kehadiran Qubit untuk membantu toko e-commerce meningkatkan penjualan dengan mempelajari pola perilaku pembeli. Demikian pula Qubit mengidentifikasi kelemahan situs web, termasuk memberitahu kepada pemilik situs web kalau ‘tombol berbelanja’ terlalu kecil atau penempatan tombol kurang menarik mata pembeli. Data yang sudah dikumpulkan juga dipakai untuk membantu departemen pemasaran, seperti menentukan halaman situs yang cocok dengan selera pembeli supaya pelanggan berbelanja lebih banyak.
Qubit mengumpulkan data pengunjung yang batal berbelanja online. Pada saat meninggalkan situs, Qubit menyodorkan semacam survey supaya calon pembeli memberi umpan balik dan alasan. Faktor-faktor yang menentukan tingkat konversi juga dikumpulan, termasuk lokasi dan cuaca secara geografis.
Setelah sukses di Eropa, Qubit melakukan ekspansi pasar ke Amerika. Daftar klien termasuk Staples, Bebe, Benetton, Topshop, Dixons, dan Uniqlo. Setiap hari Qubit melakukan proses terhadap lebih dari 1,5 miliar aktivitas pelanggan.
Perusahaan startup ini didirikan pada bulan Januari 2010 oleh empat mantan karyawan Google dan berbasis di kota London dengan kantor cabang di New York. Minggu ini mengumumkan penerimaan pendanaan putaran kedua (Seri B) sejumlah $26 juta dollar yang dipimpin oleh Accel Partners. Sejak didirikan sudah mengumpulkan sekitar $35 juta dollar.
(Image: bottom, Qubit homepage)
Leave a Reply