Perkembangan inovasi teknologi lebih cepat terealisasi di dunia perdagangan daripada pemerintahan. Salah satu lembaga hukum tertinggi di Amerika masih harus memakai metode kuno dan tidak efisien untuk pengajuan perkara, penulisan pendapat, dan penyimpanan dokumen. Tapi mulai tahun 2016 Mahkamah Agung berencana memperbarui situs web, supaya anggota masyarakat yang penasaran, penulis berita, dan mahasiswa kuliah hukum, untuk lebih mudah menemukan berbagai dokumen yang selama ini belum pernah dipublikasikan ke khalayak umum.
Menurut laporan dari The New York Times, menjelang malam Tahun Baru 2015, Ketua Mahkamah Agung John G. Roberts Jr. mengumumkan bahwa pengadilan tertinggi di Amerika akan segera memperkenalkan situs web baru pada tahun 2016. Kehadiran situs web baru untuk mengikuti era digital, supaya masyarakat umum dapat melakukan pengajuan perkara secara elektronik.
Dalam laporan akhir tahun, Ketua MA John Roberts menulis bahwa pengadilan akan membangun system komputer dengan inovasi teknologi terkini, supaya aman dari ancaman pencurian dan pengrusakan oleh orang-orang iseng dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
Perubahaan ke era digital akan dilakukan secara bertahap. Penggunaan dokumen dalam bentuk kertas masih tetap berlaku, tetapi para pengacara juga harus mengajukan dokumen yang sama secara elektronik. Setelah uji-coba penggunaan elektronik terbukti sukses, maka kelak semua dokumen akan diadakan dalam bentuk digital bagi semua orang.
Pengadilan tertinggi di Amerika mengakui bahwa lembaga ini memang lebih lambat mengadopsi kemajuan inovasi teknologi. Hal ini memang bisa dimaklumi, karena masih banyak kekhawatiran terhadap keamanan penggunaan teknologi dan jaringan komputer. Demikian pula, pengadilan berusaha melakukan proteksi terhadap privasi dari para penggugat, orang yang tergugat, dan melindungi dewan saksi.
(Image: top right, Supreme Court of the United States)
Leave a Reply