Seiring dengan perkembangan inovasi teknologi yang semakin seruh di Amerika, maka banyak perusahaan di Silicon Valley menghadapi kekurangan tenaga pengembang perangkat lunak dan aplikasi. Akibat kesulitan mencari tenaga ahli, maka banyak perusahaan startup dan bisnis kecil tidak memiliki tim pengembang secara internal untuk menciptakan perangkat lunak sendiri, dimana mereka memutuskan untuk menyewa tim pengembang dari luar.
Gigster menyediakan solusi untuk membantu perusahaan membangun perangkat lunak dan aplikasi sendiri, tanpa harus pusing kepala mengelola tim pengembang secara internal. Selain itu, perusahaan kecil juga bisa irit ongkos perekrutan dan membayar gaji karyawan untuk jangka panjang.
Keunggulan Gigster terletak pada kecerdasan buatan yang mampu memprediksi kebutuhan dan jumlah ongkos yang harus dikeluarkan oleh pelanggan. Dengan memanfaatkan catatan dari proyek-proyek yang sudah dikerjakan sebelumnya, maka Gigster dapat menghitung kebutuhan tenaga ahli di bidang pengembang dan perancang.
Gigster berhasil menjalin kemitraan dengan sekitar 350 professional yang selalu tersedia berdasarkan kebutuhan perusahaan penyewa, terutama bagi perusahaan kecil yang memiliki lokasi dengan jam kerja yang berbeda. Sebagian besar tenaga ahli adalah lulusan universitas terkemuka seperti MIT, Stanford, dan Caltech. Lagi pula, banyak pengembang sudah pernah bekerja di perusahaan raksasa di kawasan industry high-tech Silicon Valley seperti Google, Facebook, dan Pinterest.
Gigster didirikan pada tahun 2013 dan berbasis di kota San Francisco. Minggu ini mengumumkan penerimaan pendanaan putaran pertama (Seri A) sejumlah $10 juta dollar yang dipimpin oleh investor papan atas Andreessen Horowitz. Pendukung modal lainnya termasuk kelompok investor Y Combinator Continuity Fund I, SV Angel, Sound Ventures (milik bintang film Ashton Kutcher) dan Launch Fund (milik Jason Calacanis).
(Image: top right, Gigster logo with text)
Leave a Reply