Bukanlah sesuatu yang baru kalau perusahaan raksasa teknologi berlomba-lomba untuk mempengaruhi lembaga pendidikan di Amerika. Apple, Microsoft, Google, melakukan terobosan hebat ke berbagai sekolah dan perguruan tinggi dalam waktu beberapa tahun terakhir ini. Musim panas tahun 2013 Apple menyodorkan perangkat tablet iPad kepada sekolah-sekolah negeri di kota Los Angeles, menjelang akhir tahun 2013 Microsoft memberikan secara gratis perangkat lunak Office 365 kepada 35.000 lembaga pendidikan, dan awal tahun 2014 ini Google melakukan investasi besar ke perusahaan pendukung pendidikan.
Dibawah naungan Google Capital, raksasa mesin pencari menanam modal sekitar $40 juta dollar di perusahaan Renaissance Learning yang berbasis di kota Wisconsin Rapids, di negara bagian Wisconsin yang terletak bagian utara tengah benua Amerika. Perusahaan Renaissance Learning menyediakan peralatan penilaian, pengajaran dan pembelajaran, dimana solusi tsb. untuk membantu meningkatkan potensi siswa-siswa di kelas TK, SD, SMP dan SMA.
Keunggulan Renaissance Learning termasuk meningkatkan kinerja sekolah dan mempercepat pembelajaran dari guru kepada siswa. Dengan mengandalkan teknologi penilaian, maka peralatan Renaissance Learning memberikan wawasan kepada setiap siswa supaya mengetahui talenta mereka. Hal ini memudahkan pendidik untuk memberikan instruksi dan membimbing siswa belajar dengan sungguh-sungguh supaya mencapai potensi maksimal. Dari hasil analisis, Renaissance Learning menerapkan metode lebih berbeda dan tepat untuk setiap siswa, dalam belajar bahasa, membaca, menulis, belajar sains dan matematika.
Renaissance Learning mengalami pertumbuhan 20 persen dari tahun-ke-tahun. Sudah ada sepertiga sekolah di Amerika menggunakan layanan dari Renaissance Learning. Malah layanan berbasis cloud sudah mencakup sekitar 20 juta siswa dan guru yang tersebar di 60 negara di seluruh dunia. Tidak lepas dari itu, system ini juga sudah menyelenggarakan lebih dari 45 juta kali ujian penilaian berbasis komputer.
Selama ini Google sudah ikut ambil andil di dunia pendidikan dengan menyediakan ‘Google Apps for Education’ yang mencakup layanan Gmail, Google Docs, Google Calendar, Google Sites dan lain sebagainya, yang dapat di akses oleh 30 juta siswa di seluruh dunia. Selanjutnya keterlibatan raksasa mesin pencari di dunia pendidikan juga untuk memperluas pasar system operasi Chrome yang dipakai untuk menjalankan mesin komputer laptop. Chrome OS sudah mulai mengambil pangsa pasar dari Microsoft Windows OS, ketika Google meliris perangkat laptop yang harganya lebih terjangkau, yang dikenal dengan nama Chromebooks. Laptop ukuran layar sekitar 10-inci dengan harga $200 sudah mulai banyak digunakan di sekolah-sekolah.
Untuk bersaing dengan Apple iOS, Google juga ingin mengembangkan toko aplikasi Google Play dan memungkinkan guru memperkenalkan konten digital untuk perangkat seluler yang dijalankan dengan Android. Toko online ini sudah menyediakan aplikasi pendidikan, buku elektronik (e-book), dan video. Lembaga pendidikan berharap bahwa dengan memakai satu jaringan yang sepadan dari perusahaan Google, berarti semua urusan sekolah dapat dilakukan di bawah satu atap. Karena satu system, maka akan mempermudah sekolah-sekolah mendistribusikan bahan-bahan belajar ke semua kelas, siswa, dan orangtua.
(Image: bottom, Renaissance Learning homepage screenshot)
Leave a Reply