Aplikasi Slyce sangat cocok bagi pengunjung mal ketika ingin mengambil gambar dan membandingkan harga pakaian atau tas fashion yang dipajang di estalase. Setelah memotret dengan ponsel pintar, maka seketika itu juga langsung disajikan beberapa produk yang mirip dan juga tersedia di toko lain. Dengan kemudahan ini, calon pembeli dapat segera membandingkan harga dan memutuskan untuk membeli produk yang mereka suka dengan harga yang lebih menawan.
Ide untuk menciptakan aplikasi pengenalan gambar bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah ada aplikasi yang diluncurkan oleh raja e-commerce Amazon beberapa tahun lalu. Sayangnya, aplikasi yang dikenal sebagai Flow memiliki beberapa kelemahan, karena harus menunjukkan produk dalam kemasan dengan gambar logo dan identifikasi lainnya. Pengguna boleh mengambil gambar dari berbagai produk, kemudian mencari produk yang mirip yang hanya dijual di toko Amazon.
Keunggulan teknologi Slyce karena mudah disinkronisasikan ke dalam aplikasi toko pengecer terkemuka, tanpa banyak merubah programming. Slyce tidak mengharuskan pengguna memotret kemasan atau logo, tetapi masih dapat secara akurat mengidentifikasikan produk. Karena teknologi Slyce dapat bekerja di belakang layar, maka toko pengecer boleh menambah fitur Slyce kedalam aplikasi mereka. Dengan menyediakan opsi ini, toko online dapat memudahkan pelanggan menemukan produk yang cocok ketika mereka sedang jalan-jalan ke mal.
Slyce didirikan di kota Toronto (Kanada) pada tahun 2012. Minggu ini mengumumkan penerimaan pendanaan putaran pertama (Seri A) sejumlah $10,75 juta dollar yang dipimpin oleh Beacon Securities dan didukung oleh PI Financial, Salman Partners, dan Harrington Global. Bulan Mei 2013 sudah menerima modal kerja sejumlah $3,75 juta. Sejak didirikan, startup ini sudah mengumpulkan dana sejumlah $14,5 juta dollar.
(Images: top right, Slyce logo; middle left, Slyce image recognition technology media kit)
Dr. Hadi, Editor-in-Chief of Inovasi.com
Yosia Sugialam
Inovasi.com 
Leave a Reply