Hanya dalam waktu 60 hari sejak diluncurkan pada tanggal 21 Oktober, BlackBerry mengumumkan bahwa sudah lebih dari 40 juta pengguna di seluruh dunia mendaftarkan diri memakai aplikasi komunikasi messenger dengan menggunakan perangkat yang dijalankan dengan system operasi Apple iOS dan Google Android. Sementara berita gembira mengenai BBM, perusahaan berbasis di Kanada ini sempat dihantam dengan berita buruk tentang kondisi laba perusahaan yang semakin runyam.
Dalam laporan pers hari Jumat ini, BlackBerry menyatakan bahwa lebih dari selusin pabrik perakitan telepon genggam yang dijalankan dengan Android bersedia memasang aplikasi BBM di setiap mesin ponsel sebelum dijual ke pengguna, seperti yang sudah dilakukan oleh Samsung Galaxy sejak musim panas tahun ini. Selajutnya, minggu lalu perusahaan LG yang berbasis di Korea Selatan juga sudah resmi meneken kontrak memasang BBM di setiap handphone yang akan dijual.
BBM juga menyatakan bahwa lebih dari 250.000 BBM channel (saluran) sudah diciptakan oleh perusahaan merek besar maupun individu. Perusahaan yang memanfaatkan fitur saluran untuk pemasaran dan menjalin hubungan dengan langganan, termasuk Coca-Cola cabang Indonesia dan perusahaan suratkabar harian Amerika USA Today.
Setelah meraup lebih dari 40 juta pengguna cross-platform di seluruh dunia, BBM boleh berbangga karena messenger ini masih populer di kalangan pemilik ponsel pintar jenis BlackBerry di Asia (seperti Indonesia, India, Timur Tengah). Namun sayang sekali, akibat penundaan peluncuran aplikasi cross-platform yang berlarut-larut dan setelah diluncurkan hanya menyediakan fitur yang biasa-biasa saja, BBM harus bekerja keras untuk menyaingi penyedia lain di sektor messenger, khususnya untuk perangkat Android dan iOS. Pesaing-pesaing yang sudah mapan berhasil menggaet ratusan juta pengguna termasuk WhatsApp (Amerika), Line (Jepang), Kakao (Korea Selatan), Kik Messenger (Kanada), dan lain sebagainya.
Dalam laporan keuangan untuk kuartal ketiga tahun fiscal 2014, pelopor ponsel pintar mengalami kerugian $4,4 miliar dollar. Sedangkan pendapatan perusahaan merosot 56 persen. Untuk memperbaiki neraca pendapatan pada kuartal yang akan datang, BlackBerry menjalin kemitraan dengan Foxconn, pabrik gadget dan perangkat telepon genggam berbasis di Taiwan. Foxconn membangun beberapa pabrik di China dan manca negara, dan merupakan pembuat perangkat Apple iPhone, iPad, dan perangkat merek lainnya. Dengan bantuan produksi dari Foxconn, BlackBerry dapat menekan biaya perakitan ponsel sehingga lebih mudah bersaing di pasar dunia, terutama pasar di negara berkembang (seperti, Indonesia, India, dan Afrika). Disamping menjual perangkat lebih murah, kalau dilihat dari segi inovasi teknologi, BlackBerry tidak perlu memaksakan pembeli membayar perangkat canggih untuk akses generasi ke-empat 4G/LTE, karena operator seluler di negara berkembang masih ketinggalan memperbaiki infrastruktur mereka. BlackBerry akan meraup untung lebih besar dengan berfokus membuat perangkat untuk akses generasi ke-tiga 3G.
(Images: top right, BBM on an iOS device by Inovasi.com; bottom, BBM homepage screenshot)
Leave a Reply