Harvard dan MIT bermitra menantang universitas di pantai barat Amerika: dua universitas yang berada di posisi top-5 mendirikan lembaga pendidikan online yang dinamakan edX dan menawarkan program online untuk jutaan mahasiswa di seluruh dunia secara gratis

Sejak perekonomian di Amerika dan dunia semakin banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi saat ini, beberapa universitas Ivy League di pantai timur Amerika sudah mulai kalah pamor dengan kehebatan universitas di pantai barat Amerika terutama yang terletak di negara bagian California, termasuk Stanford Unversity, UC Berkeley, UCLA, dan USC.   Universitas di pantai timur sudah ketinggalan jaman dan kebanyakan masih berkiprah mengikuti sistem di Eropah yang berhubungan dengan industri tradisional dan industri berat.  Sedangkan universitas di pantai barat lebih modern dan dipengaruhi oleh inovasi teknologi dari kawasan Silicon Valley dan dibantu oleh perekonomian dari macan-macan Asia Pacific (China, Jepang, Korea, Taiwan).  Maka tidak perlu disangsikan lagi kalau dua universitas besar yang masuk rangking top-5 di pantai timur Amerika yaitu Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) belakangan ini sangat terkejut dengan semakin merosotnya pengaruh mereka terhadap dunia teknologi.  Maka untuk mengejar ketinggalan kedua lembaga ini dengan cepat mengajak untuk bermitra dan mengumumkan berdirinya lembaga pendidikan online yang dinamakan edX.  Harvard dan MIT akan menanam modal sejumlah $60 juta (masing-masing $30 juta).  Pada mulanya MIT sudah memulai program online yang dikenal dengan MITx akhir tahun 2011, Harvard seolah-olah hanya mau ikut-ikut-an supaya kelihatan mengambil andil di program edX.  Lihat saja logo edX dibawah ini, simbol MIT di pasang duluan di sebelah kiri, sedangkan Harvard di pasang di kanan, biasanya Harvard merasa lebih prestise, mana mau di nomer duakan.

Kedua lembaga pendidikan tinggi yang terletak di kota Boston ini sepakat untuk bekerja sama untuk menawarkan pola baru pengajaran sistem online yang diberikan secara gratis.  Dengan memanfaatkan edX, kemitraan ini berharap bisa membangun komunitas secara global untuk menampung pelajar-pelajar dari seluruh dunia yang tidak bisa hadir di kampus seperti sistem pendidikan tradisional.  Menurut siaran persnya, edX akan dipakai untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi semua orang.  Sejalan dengan menawarkan kelas online secara gratis, Harvard dan MIT menggunakan edX untuk mencari tahu lebih luas dan lebih dalam tata-cara siswa belajar dengan memanfaatkan teknologi sehingga bisa diterapkan di kemudian hari untuk meningkatkan mutu pengajaran untuk sistem pendidikan tradisional.

Untuk memperluas jangkauan edX ke seluruh penjuru dunia, seorang ilmuwan komputer lulusan Stanford University dan juga keturunan orang India bernama Anant Agarwal, telah di tunjuk sebagai rektor pertama edX.  Saat ini Prof. Agarwal menjabat sebagai Director of the Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory di MIT.  Sebelum menjelma menjadi lembaga edX, Prof. Agarwal juga sebagai pendiri MITx yang mana platform ini akan dipakai oleh edX.  Pola pengajaran akan dilakukan melalui video, ujian online, umpan balik, selang-seling pertanyaan dan jawaban, dan melakukan uji-coba laboratorium online.  Bagi mahasiswa yang berhasil lulus untuk setiap kelas akan diberikan sertifikat.  Saat ini Prof. Agarwal dan tim nya sedang menyusun kelas pertama yang diperkirakan akan diumumkan pada awal musim panas ini (Juni-Agustus) dan kelas akan dimulai pada musim gugur tahun ini (September-Desember).

Universitas online yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga kecil dan belum terkenal sudah lama muncul di dunia pendidikan di Amerika maupun di seluruh dunia seperti University Phoenix.  Akan tetapi pola pengajaran secara online dari universitas top-5 belum tersedia sampai saat ini.  Jadi boleh dibilang edX merupakan satu gebrakan baru di dunia pendidikan yang dilakukan oleh dua unversitas top-5 di Amerika, apalagi diberikan secara gratis.  Tahun lalu beberapa professor terkenal di Stanford University sudah menawarkan kelas online secara gratis.   Salah satu contoh kelas untuk belajar “Artificial Intelligence” yang ditawarkan oleh professor Sebastian Thrun (Stanford) menarik minat 160.000 siswa yang mendaftar melalui website Udacity.  Ada juga lembaga seperti coursera.org mengharuskan mahasiswa mengeluarkan ongkos untuk mengikuti kelas-kelas yang ditawarkan, yang mana coursera.org bermitra dengan beberapa universitas terkemuka di Amerika seperti Universitas Stanford, Michigan, Princeton, dan Pennsylvania.

(Image: edX)