Penyedia jaringan transportasi berbagi yang dikendarai oleh pengemudi pribadi, seperti Uber dan Lyft, sedang menghadapi kompetisi ketat memperebutkan penumpang di kota-kota besar di Amerika, seperti Los Angeles, San Francisco, Seattle dan lainnya. Tidak heran perusahaan Lyft ingin memperluas pasar dan menggunakan berbagai strategi, seperti program loyalitas dengan memberikan imbalan bagi pengemudi dan penumpang.
Disisi lain, penyedia warung kopi raksasa Starbucks juga ingin menambah omzet penjualan. Untuk mengejar sasaran penjualan, Starbucks mengumumkan kemitraan dengan Lyft. Kerja sama ini memberikan imbalan kepada pengemudi dan penumpang yang dinamakan My Starbucks Rewards.
Imbalan dalam bentuk poin dari Starbucks kepada penumpang dihitung berdasarkan jumlah waktu penyewaan dan biaya, sedangkan pengemudi dihitung jumlah waktu mengantar penumpang. Setelah cukup poin, maka pengemudi dan penumpang dapat menukarkan poin di Starbucks.
Kerja sama antara Starbucks dan Lyft menguntungkan dua pihak. Bagi Lyft, program loyalitas akan membantu startup ini untuk mempertahankan pengguna dan mempengaruhi pelanggan Uber untuk berpindah. Program loyalitas membantu pelanggan untuk setia memakai layanan Lyft, sekaligus mempercepat pengumpulkan poin. Dengan banyak poin, maka pelanggan dapat segera menebus poin menjadi makanan dan minuman di warung kopi Starbucks yang tersebar di seluruh Amerika.
(Image: top right, Starbucks and Lyft)
[…] layanan penjemputan yang mengandalkan bisnis model ekonomi berbagi, seperti Uber dan Lyft, semakin berkembang pesat di kota-kota besar. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ini adalah […]